Archive for an nas

Menjaga Kehormatan

Posted in Kontemplasi, Sharing, Tausiyah with tags , , , on July 17, 2010 by hzulkarnain

Mengaku sambil menangis. Menyesal dan meratapi kebodohan. Meminta maaf lalu mengharapkan belas kasihan. Itulah semua yang terjadi di depan sidang pengadilan, saat terdakwa tidak bisa lagi mengelak pada tuduhan. Majelis hakim, jaksa, dan penasihat hukum tentu sudah hapal dengan semua lakon ini.

dimulai dari yang kecil

Itu pula yang terjadi beberapa hari lalu, saat Cut Tari mengakui perilakunya yang sangat tidak pada tempatnya. Baik sebagai perempuan apalagi sebagai istri. Uniknya, kejadian ini belum sampai di depan pengadilan, tetapi di depan media massa – dalam sebuah konperensi pers. Apakah mungkin pengadilan massa lebih menakutkan daripada ruang pengadilan?al ahzab,

Lepas dari dramatisnya persoalan itu penyesalan selalu datang belakangan. Kalau saja waktu ini bisa dibalik, mungkin mereka akan rela kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahan yang terjadi saat itu. Sayangnya, sudah menjadi ketentuan alam bahwa waktu selalu berjalan searah, seperti anak panah yang dilepaskan dari busurnya (tidak bisa kembali), dan ibarat air sungai – air yang kita pegang tidak pernah air yang sama.

Rasulullah pernah bersabda, orang yang menjaga di antara 2 janggutnya dan 2 kakinya akan beroleh keselamatan. Yang berada di antara dua janggut adalah mulut, sedangkan di antara kedua kaki adalah kemaluan. Kedua tempat ini memang mudah sekali masuk dalam godaan setan dan terjebak dalam kekhilafan yang menyengsarakan.

Persoalan menjaga kemaluan merupakan issue yang sudah berlangsung mungkin sejak manusia mengenal budaya. Munculnya lembaga perkawinan oleh agama manapun adalah salah satu pagar untuk mengontrol kesusilaan perilaku manusia, dan agama menghendaki manusia berada di dalam koridor yang diijinkannya. Sayangnya, justru manusia yang mengaku orang modern lah yang kerap melecehkan norma agama yang satu ini – apapun agamanya. Lebih aneh lagi, di Indonesia ini video amatir porno bertebaran mengabadikan perilaku dursila mereka – entah untuk tujuan apa. Bila berzinah saja sudah merupakan kekejian yang luar biasa, apa yang bisa dikatakan tentang publikasi perzinahan itu? Demi mendengar sang istri berzinah saja sudah sedemikian membuat malu di hadapan sang Khalik, bagaimana kita bisa bayangkan perasaan suami yang melihat video istrinya di ranjang dengan lelaki lain?

komunikasi keluarga, kunci menanamkan iman anak

Pengakuan seorang Cut Tari, menurut saya adalah pukulan telak bagi keluarganya. Kalau Ariel dan Luna Maya, karena keduanya berstatus tidak dalam ikatan pernikahan dengan siapapun – kondisinya mungkin berbeda. Saya tidak bisa membayangkan hancurnya perasaan seorang Ibu, yang dengan kebanggan menyandang gelar kehormatan tradisi, dari keluarga muslim serta dari daerah yang dikenal kuat asas ke-Islamannya, harus menerima kenyataan bahwa anak yang dicintainya mengakui telah berbuaht zinah dengan laki-laki yang bukan menantunya. Bukan cuma itu, di-video-kan pula dan terpublikasi dengan luas.

Kalau seorang pelacur, yang melacur untuk sesuap nasi karena hampir tidak puya pilihan lain, namun masih berusaha menyekolahkan anaknya agar menjadi perempuan sejati, kiranya masih menyisakan kehormatan bagi dirinya. Setidaknya sang anak tahu, ia bersekolah dari uang haram namun untuk mendapatkan masa depan yang halal. Sebaliknya. apa yang dikatakan sang anak, bila tahu Ibunya berzinah just for fun? Dilihat orang sedunia lagi (karena bebas berkeliaran di internet). Allah mungkin tetap mengampuni manusia yang bertobat, tetapi bagaimana manapun manusia lain tidak akan lupa. Menjaga kehormatan saja sudah sulit, apa lagi mengais sisa kehormatan yang dicampakkan begitu saja.

Sudah menjadi bagian dari janji Iblis untuk mencoba merayu manusia agar kelak ikut dirinya di neraka jahanam, lupa pada semua aturan agama, dan menurutkan hawa nafsu. Jangankan orang yang selalu lalai, sementara orang yang khusyuk pun terus digoda untuk masuk dalam tindakan yang tidak bisa dibenarkan.

Min syarril waswasil khannas. Alladzi yuwaswisu fii shudurinnas. Minal jinnati wannas. Surat An-Nas … syaitan bersembunyi untuk membisikkan kejahatan di dada manusia. Syaitan yang berasal dari bangsa jin dan manusia.

Jelas lah peringatan Allah bahwa – tidak seperti uji nyali yang membesarkan rasa takut pada mahluk gaib di rumah kosong misalnya – justru kita seharusnya lebih waspada pada bisikan syaitan dari bangsa manusia. Apalagi bila bujukan menyesatkan itu dari seorang perempuan cantik atau lelaki tampan, artis lagi. Orang yang takut pada jin, bisa jadi justru ingat Allah. Akan tetapi, orang yang terhanyut masuk jebakan syaitan, lebih cenderung lupa pada Allah.

Bagi laki-laki dan perempuan yang senantiasa menjaga kehormatannya, janji Allah dalam surat Al-Ahzab 35: Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu’min , laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut  Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

Saya terkesan dengan pandangan hidup Samurai Jepang, Musashi, yang mencari jati dirinya dalam pengembaraan yang lama dan bersimbah peluh dan darah. Dia mengatakan yang intinya: Saya tidak pernah menyesali apa yang saya lakukan. Karena saya sudah memikirkan dengan dalam apa yang akan saya lakukan. Bukan soal tidak menyesali apa yang telah dilakukan, tetapi berpikir tentang apa yang akan dilakukan, agar tidak menyesal di kemudian hari. Bila telah dipikirkan, dan keputusan telah diambil, lalu kalau semua sudah terjadi, perlu apa disesali? Penyesalan hanya untuk orang yang bertindak tanpa berpikir.


Pintu tobat Allah memang selalu terbuka, selama nafas belum sampai di tengorokan. Tetapi masalahnya, siapa yang tahu umur kita sampai kapan?